BEBAN LISTRIK

BEBAN LISTRIK

Beban Listrik adalah segala sesuatu yang ditanggung oleh pembangkit listrik atau bisa disebut segala sesuatu yang membutuhkan tenaga/daya listrik. Dalam kehidupan sehari-hari contoh beban listrik adalah setrika listrik, lampu listrik, Television, Kompor listrik, dll. Beban listrik dikatakan juga sebagai hambatan/resistan(Resistance) dalam ilmu listrik dimana dapat dirumuskan pada hukum ohm :
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.

Picture

 Picture

Ada 2 jenis beban listrik berdasarkan sumbernya :
1. Beban Listrik Tegangan Searah : Pada tegangan searah, semua beban adalah resistif(tidak ada pergeseran fase atau sudut) maka rumus yang digunakan adalah rumuh pada hukum Ohm.
2. Beban Listrik Tegangan bolak-balik.

Karakteristik Beban pada Listrik AC

Dalam sistem listrik arus  bolak-balik, jenis beban dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
Beban resistif (R)
Beban induktif (L)
Beban kapasitif (C)

1. Beban Resistif (R)
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan arus sefasa. Persamaan daya sebagai berikut :

P = VI
Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V = tegangan yang mencatu beban (volt)
I  = arus yang mengalir pada beban (A)

PicturePicture
2. Beban Induktif (L)
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :
P = VI cos φ
Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V = tegangan yang mencatu beban (volt)
I  = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan

PicturePicture

Untuk menghitung besarnya rektansi induktif (XL), dapat digunakan rumus :
Dengan :
XL = reaktansi induktif
F   = frekuensi (Hz)
L   = induktansi (Henry)

3. Beban Kapasitif (C)
Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :
P = VI cos φ
Dengan :
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V= tegangan yang mencatu beban (volt)
I  = arus yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut antara arus dan tegangan

PicturePicturePicture

PicturePicture
Dengan :
XL = reaktansi kapasitif
f  = frekuensi
C  = kapasitansi (Farad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara menghitung nilai resistor

GERBANG LOGIKA DIGITAL

TRANSISTOR